BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi di lapangan membuktikan semakin besarnya
harapan yang digantungkan warga masyarakat terhadap dunia Pendidikan untuk
membentuk sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan dan moralitas yang
optimal, karena masyarakat menyadari bahwa hanya dengan sumber daya manusia
yang handal memungkinkan Bangsa dan Negara menunjukkan jati diri, kemampuan,
harkat, dan martabat ditengah gejolak dan pengaruh globalisasi yang semakin
hari semakin kompleks dan semakin ketat.
Berbagai usaha yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan
demi meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan, sebagaimana yang
diamanatkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 ini terbukti
dari penyediaan fasilitas, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan oleh
lembaga-lembaga pendidikan termasuk penyediaan dan peningkatan kualitas tenaga
pendidik, pengelolaan sistem administrasi sekolah atau jenjang pendidikan. Lembaga
penanganan suatu jenjang pendidikan seperti TK dan SD adalah lembaga Unit
Pelaksanan Teknis Dinas yang berada di Kecamatan bertugas mengakomudir secara
administrasi sistem pelaporan dan pertanggungjawaban proses pembelajaran diwilayah Kecamatan
untuk diteruskan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten. Pemerintah menyadari sepenuhnya
bahwa pelaksanaan sistem administrasi Sekolah merupakan satu bagian dan tidak
terpisahkan dimana itu merupakan informasi yang didapatkan dari unsur dan
memperlancar usaha-usaha yang lebih efektif dan efesien yang berkaitan dengan
pencatatan data (recording sistem) dan pelaporan (reporting sistem). Pegawai UPTD Pendidikan
Kecamatan Tempe selaku tenaga non edukatif dalam pengelolaan sistem pelaporan
administrasi sekolah telah ditemukan kelemahan-kelemahan dan diperlukan
perbaikan mendasar baik soal waktu, kualitas laporan, materi laporan dan
penyusunan serta penataan secara administrasi.
Secara logika sederhana, aktivitas pegawai UPTD
Pendidikan adalah memberikan pelayanan kepada tenaga guru dan sekolah terkait dengan
pembinaan, pengarahan, dan pengembangan profesinya dan ditambah lagi dengan
aktifitas yang berkaitan dengan pengurusan kenaikan pangkat / berkala masing-masing
tenaga edukatif. Hal ditemukan tidak tertata dan dikelola dengan baik sehingga
data dan pelaporan mengalami kebuntuan dan sering terlambat, dapat
mengakibatkan munculnya gangguan pada diri masing-masing pegawai manakala
sistem administrasian pengelolaan data dan laporan dibutuhkan penanganan yang
lebih baik.
Atas dasar itulah sehingga Penulis melalui kesempatan
ini, mencoba menelusuri pelaksanaan sistem administrasi sekolah dari sisi
pelayanan pegawai mengatur dan menata serta yang berkewenangan khususnya
lingkup UPTD Pendidikan Kecamatan Tempe , sehingga diangkat suatu penelitian
sederhana dengan judul “ Pelaksanaan Sistem Pengelolaan Data dan Pelaporan
Administrasi Sekolah pada Kantor Unit
Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Pendidikan
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo”
B. Rumusan Masalah
Mencermati sifat dan luas cakupan masalah yang
dikemukakan pada bagian latar belakang, dipandang perlu untuk dibatasi dan
lebih dikonkritkan, sehingga dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan sistem pengelolaan data dan
laporan administrasi sekolah pada Kantor Unit Pelaksnana Teknis Dinas Pendidikan
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo ?
2. Hambatan apa yang dihadapi dan upaya
pemecahannya dalam pelaksanaan sistem
pengelolaan data dan laporan administrasi sekolah pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Tempe Kabupaten
Wajo ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan tercapai dari penelitian ini,
antara lain:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan
sistem pengelolaan data dan laporan administrasi sekolah UPTD Pendidikan Kecamatan
Tempe terhadap penyelesaian administrasi sekolah yang ada pada Taman Kanak-kanak
dan Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan dan
upaya pemecahannya yang dihadapi dalam Pelaksanaan sistem pengelolaan data dan
laporan administrasi sekolah pada
UPTD Pendidikan Kecamatan Tempe.
D. Manfaat Hasil
Penelitian
Terselenggaranya penelitian tentang pelaksanaan sistem
administrasi sekolah ini, sesungguhnya dapat memberikan berbagai manfaat antara
lain :
1. Menjadi informasi kepada aparat yang
bertugas dan kewenangan dalam pemberian pelayanan penyelesaian data dan laporan
lingkup
UPTD Pendidikan Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo, untuk dijadikan bahan evaluasi
atas apa yang telah dilakukan.
2. Menjadi bahan masukan atau informasi kepada
pihak yang berkewenangan menentukan kebijakan, terkait pelayanan penyelesaian sistem
pengelolaan data dan laporan administrasi sekolah lingkup UPTD Pendidikan Kecamatan
Tempe Kabupaten Wajo, agar dijadikan bahan perbandingan atau kajian dalam
menentukan arah kebijakan selanjutnya agar pelayanan institusi dapat lebih
disempurnakan pada masa datang, khususnya terhadap hal-hal yang dipandang masih
kurang atau lemah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan
Teori
1. Pengertian Sistem
Istilah
sistem berasal dari bahasa yunani sistema
dengan pengertian sebagai berilut :
a. Suatu
keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (whole compounded of several parts...shrode dan voich,1974:115 dalam
Amirin:1989:1)
b. Hubungan yang
berlangsung dalam satuan-satuan atau komponen secara teratur (an organized,functionship among units or
components. Award.1974:4 dalam Amirin :1989:1)
Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa ”sistem” mengandung arti himpunan dari bagian-bagian atau komponen yang saling berinteraksi secara teratur
dan bersifat keseluruhan.
Istilah sistem selain mempunyai
defenisi atau rumusan tertentu, juga mempunyai dua konotasi yaitu;
1. Sebagai metoda, model prosedur
untuk mencapai satu tujuan.
2. Sebagai suatu ketentuan / keutuhan
(antity)...Sedarmayanti : 2009
Berikut ini dikemukakan penjelasan
kedua konotasi tersebut diatas :
a. Sistem sebagai suatu
metoda.
Berbagai pemakaian istilah sistem yang
mengilustrasikan konotasi metodologinya seperti ungkapan-ungkapan berikut :
1). Kita membutuhkan suatu sistem
pengawasan yang efektif.
2). Saya mempunyai suatu sistem untuk
menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif.
Tiap penggunaan istilah sistem yang
berbeda itu mengandung konotasi yang berbeda pula sehingga, nampak sesuatu
dengan jelas bahwa ungkapan-ungkapan itu lebih prosedur orientid atau lebih
perspektif dari deskriptif.
Sistem sebagai suatu metode yang
mempunyai makna metodologis yang seringkali dijumpai. Misalnya yang kita
butuhkan dalam memperbaiki kondisi ekonomi nasional adalah sistem pemerintahan
yang hingga saat ini masih dinyatakan menyimpan misteri.
b. Sistem sebagai suatu kesatuan
(antity)
Sistem biasanya diartikan sebagai
suatu himpunan dari pada bagian-bagian yang berinteraksi membentuk suatu
keseluruhan yang kompleks namun merupakan suatu kesatuan.
Berbicara tentang sistematisasi sistem
atau sistem pada dasarnya membicarakan pendekatan sistem atau sistem aproach
maksud penerapan teori umum sistem pendekatan sistem membantu kita mencapai
suatu efek sigernitis, dimana tindakan berbagai bagian yang berbeda dari pada
sistem itu yang dipersatukan untuk menghasilkan efek yang lebih besar dibanding
dengan jumlah dari bagian yang beraneka ragam itu. (Winardi 1981 & 1980).
Pendekatan sistem perlu kita pergunakan untuk menemukan sifat penting.
Dapat pula dipahami bahwa sistem juga
bisa disebut sebagai suatu wujud (entistas), suatu sistem seringkali dianggap
sebagai suatu himpunan bagian yang saling berhubungan sehingga merupakan satu
kesatuan. Contoh wujud adalah lembaga pemerintah yang berkewajiban memberi
pelayanan yang berkualitas (pelayanan prima) kepada pelanggannya.
Kualitas pelayanan aparatur pemerintah
kepada masyarakat tidak mungkin terlaksana dengan baik apabila tidak dilakukan
secara bersama-sama. Artinya aparatur pemerintah secara keseluruhan menjadikan
keputusan pelanggan sampai tujuan utama. Dengan demikian orang/lembaga yang
dilayani merasa diuntungkan. Atau dengan kata lain bahwa yang dilayani tersebut
merasakan suatu nilai tambah dengan wujud pelayanan yang diberikan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa
sistem itu dapat dipergunakan untuk menunjuk (prosedur) karena itu, ia bersifat preskriptif dan bukan deskriptif.
Selain itu sistem dalam arti wujud juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan
suatu kejadian. Misalnya untuk menjelaskan berbagai peristiwa nasional.
Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan
yang kompleks dan terorganisir,
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh ( dikemukakan Johnson, Kast, dan
Rosenzweig seperti dikutip oleh Amirin, 1989)..(Sedarmayanti 2009)
2. Pengertian Manajemen
Berbicara mengenai manajemen dapat
dilihat dari asal kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur
timbul masalah, problem, proses dan pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa
yang mengatur, mengapa harus diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut.
Manajemen juga menganalisa , menetapkan tujuan atau sasaran serta
mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban baik secara efektif dan efesien.
Tentang pengertian manajemen,
sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa ahli, dan setiap orang yang
mendalaminya perlu memilih defenisi siapa yang hendak dipergunakan sebagai
kerangka konseptual. Untuk lebih memperjelas arti pada manajemen dibawa ini
akan dikutip pengertian yang diungkapkan oleh beberapa ahli dibidang manajemen
dengan saling berbeda satu sama lain dengan cara pandang berbeda pula.
Menurut The Liang
Gie (1992 : 78) mengatakan bahwa:
“Management
adalah seni dalam ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengontrolan human dan natural resources untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu”
Selanjutnya, menurut Jhon f.Mee (dikutip
The Liang Gie 1992 : 85)memberikan pengertian manajemen sebagai berikut :
“Manajemen
adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal
demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal baik bagi
pemimpin maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin
kepada masyarakat”.
Kemudian oleh Sondang SP.Siagian (1983 : 97) yaitu
mendefenisikan manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang
lain.
Dari tiga defenisi yang penulis
kemukakan diatas masing-masing memiliki kesamaan dan perbedaan cara pandang namun
dapatlah disimpulkan bahwa Manajemen merupakan suatu kegiatan, keahlian, seni
dan membutuhkan keahlian untuk penerapannya dan juga sebagai ilmu yang sifatnya
teoritis dan dapat dipelajari oleh setiap orang. Inilah merupakan penjelasan
singkat tentang manajemen sebagai konsep pengelolaan kearsipan dalam rangka
peningkatan produktivitas kerja pegawai / karyawan dimana didalamnya terdapat
orang-orang yang saling bekerja sama dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengertian Administrasi
Pengertian Administrasi yang berkembang di
Indonesia dapat dibagi ke dalam dua pengertian yaitu :
a. Dalam arti sempit, berasal dari terjemahan
Administrasi istilah dalam bahasa Belanda yang mempunyai arti dalam Bahasa
Indonesia sebagai berikut :
“Setiap
penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara
tertulis dengan maksud untuk memperoleh
suatu iktisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dalam
hubungan satu sama lain”. (bahasa, 2001:11)
Dengan batasan administrasi dalam arti sempit meliputi
kegiatan-kegiatan pencatatan, pengiriman dan reproduksi surat-surat dokumen
kantor / instansi lain disebut pekerjaan ketatausahaan.
Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan
pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan
keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam
hubungannya satu sama lain. Data dan informasi yang dimaksud berhubungan dengan
aktivitas organisasi, baik untuk kepentingan interen maupun eksteren.
Administrasi dalam arti sempit lebih tepat disebut tata usaha (clerical work,office work). Berikut ini
dalam memperkaya pengertian administrasi dalam arti sempit atau tatausaha.
Tatausaha pada hakekatnya merupakan pekerjaan
pengendalian (the handling) informasi
(Prajudi Atmosudirjo,1980). Kegiatan administrasi meliputi pekerjaan tatausaha
yang bersifat mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi untuk
menjadi bahan keterangan bagi pimpinan (J.Wajong,1962).
Administrasi berarti tata usaha yang mencakup setiap
pengaturan yang rapi dan sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis
dengan tujuan memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik
antara satu fakta dengan fakta lainnya (Ali Mufis yang mengutif pendapat Munawardi
Reksohadiprawito,1984). (dalam buku
Harbani Pasolong : 2007)
Oleh karena kegiatan tata usaha merupakan pengelolaan
data dan informasi yang keluar dari dan masuk keorganisasi, maka keseluruhan
rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut terdiri atas penerimaan, pencatatan, pengklasifikasian, pengelolaan, penyimpanan,
pengetikan , penggandaan, pengiriman informasi dan data secara tertulis
yang diperlukan oleh organisasi. Adapun tempat penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan ketatausahaan berlangsung disebut kantor, yaitu suatu unit
kerja yang terdiri atas ruangan personil, peralatan dan operasi pengolahan
informasi.
b. Dalam arti luas, antara lain di rumuskan oleh S. P. Siagian yang mengatakan bahwa
administrasi adalah :
“Keseluruhan
proses kerjasama antara dua orang atau lebih di dasarkan atas dasar
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.
(S. P. Siagian, 1982:12).
Dapat diungkapkan disini bahwa pengertian administrasi
dalam arti luas, dapat dijelaskan bahwa dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan informasi atau ketergantungan masyarakat yang mau tidak mau
harus berhubungan dengan urusan-urusan kantor dewasa ini, maka istilah
administrasi sudah populer dikenal atau memasyarakat meskipun yang dipahami
atas hakikatnya terbatas dalam arti sempit yaitu tatausaha. Hakikat dalam arti
administrasi sesungguhnya seperti yang dikembangkan oleh para pelopor teori
administrasi, seperti Hanry fayol, maupun yang dikembangkan di dunia pendidikan
tinggi dewasa ini, seperti yang ditelaah dalam fakultas ilmu administrasi.
Sesunguhnya istilah administrasi berhubungan dengan
kegiatan kerja sama yang dilakukan manusia atau sekelompok orang sehingga
tercapai tujuan yang diinginkan. Sudah menjadi kodrat bagi kehidupan manusia
untuk saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat materil (kebutuhan fisiologis) maupun
non materil (kebutuhan biologis dan psikologis). Akan tetapi disamping
kebutuhan-kebutuhan tersebut terbatas dan sulit diperoleh, serta tiap individu
tidak berdaya untuk memperoleh atau mewujudkannya secara sendiri-sendiri oleh
keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka pada akhirnya manusia
individu melakukan kerja sama dengan individu lainnya yang memiliki kebutuhan
dan tujuan yang sama. Kerja sama adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang bersama-sama, teratur dan terarah berdasarkan pembagian tugas
sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan kelompok orang berdasarkan kerja
sama sesungguhnya merupakan gejala yang bersifat universal yang telah
berlangsung dan berkesinambungan.
Dengan demikian hampir semua aktivitas kehidupan manusia
apalagi jika aktivitas kehidupan tersebut memerlukan bantuan orang lain, selalu
dijumpai sekelompok orang-orang yang melakukan kerja sama yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Herbert A.Simon mengatakan, bahwa
apabila dua orang yang bekerja sama untuk menggulingkan atau memindahkan sebuah
batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang diantara mereka, maka dalam kegiatan tersebut
terdapat proses administrasi.
Rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu disebut administrasi (The Liang Gie,1980). Bahwa pada
dasarnya administrasi adalah aktivitas-aktivitas golongan yang bersifat
kooperatif (Dimoc & Dimoc, 1968). Adapun ilmu yang mempelajari fenomena
kerja sama yang bersifat kooperatif dan terorganisasi untuk mencapai tujuan
bersifat kooperatif terorganisasi menjadi pusat kajian dari ilmu administrasi.
Dalam menyamakan persepsi dan interpretasi tentang apa
sesungguhnya yang dimaksud “administrasi” penulis akan mengutip beberapa pendapat pakar
administrasi, sebagai berikut :
a. Herber A.Simon
(1983) mendefenisikan “Administrasi”
sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan
bersama.
b. Leonard D. White
dalam Inu Kencana Syafiie dkk (1999)
mendefenisikan “Administrasi” adalah
suatu proses yang umum ada pada usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun
swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil.
c. Dwight Waldo (1971)
mendefenisikan “Administrasi” adalah
suatu daya upaya yang kooperatif, yang mempunyai tingkat rasionalitas yang
tinggi.
d. Dimock &
Dimoc (1992:20) mendefenisikan “Administrasi” adalah suatu ilmu yang
mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui pemerintah, dan cara mereka
memperolehnya. Administrasi juga mementingkan aspek-aspek konkrit dari
metode-metode dan prosedur-prosedur manajemen.
e. S.P.Siagian (2004:2),
mendefenisikan “Administrasi”
adalah sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih
yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
f. The Lieang Gie
(1983:9) mendefenisikan “Administrasi”
adalah rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok
orang didalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa defenis tersebut di atas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa defenis administrasi adalah pekerjaan terencana yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan atas
dasar efektif, efesien dan rasional. Dari defenisi tersebut dapat dipahami
bahwa administrasi mempunyai dua dimensi yakni dimensi karakteristik dan
dimensi unsure-unsur yang melekat pada administrasi.
Lebih lanjut untuk memahami defenisi administrasi dalam
arti luas, akan dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
a. Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama
mencapai tujuan tertentu (The Liang
Gie,1980) (dikutip dalam buku “studi ilmu administrasi”Ulbert Silalahi :1989:9)
b. Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama demi tercapainya
tujuan yang ditentukan sebelumnya (Sondang
P.siagian,1980) (dikutip dalam buku “studi ilmu administrasi” Ulbert
Silalahi:1989:9)
c. Administrasi (lat
administrare), meliputi segala proses pelaksanaan tindakan kerja sama
sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (Ensiklopedi Indonesia,1980), (dikutip dalam
buku ”studi ilmu administrasi” Ulbert Silalahi:1989:9)
d. Administrasi adalah keseluruhan proses dari
aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan secara efesien dengan dan melalui orang lain.
(Administration is the universal process
of efficienty getting activites completed with and through other people
(Stephen P.Robbins,1983), (dikutip dalam buku “ studi ilmu administrasi” Ulbert
Silalahi,1989:9)
e. Administrasi adalah suatu daya upaya manusia yang kooperatif, yang mempunyai
tingkat rasionalitas tinggi (Dwight
Waldo,1971), (dikutip dalam buku “ studi ilmu administrasi” Ulbert
Silalahi:1989:9)
Berdasarkan uraian-uraian defenisi yang dikemukakan di
atas, dapat dikemukakan rincian pokok sebagai administrasi adalah sebagai
berikut :
1. Sekelompok orang;
artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika dilakukan oleh lebih
dari satu orang.
2. Kerja sama;
artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika dua orang atau lebih bekerja sama.
3. Pembagian tugas;
artinya kegiatan administrasi bukan sekedar kegiatan kerja sama, melainkan
kerja sama tersebut harus didasarkan pada pembagian kerja yang jelas.
4. Kegiatan yang
runtut dalam suatu proses; artinya kegiatan administrasi berlangsung dalam
tahapan-tahapan tertentu secara berkesinambungan.
5. Tujuan;
artinya sesuatu yang diinginkan untuk dicapai melalui kegiatan kerja sama.
Dengan
demikian dapat dirumuskan suatu batasan tentang administrasi yaitu kegiatan
kerja sama yang dilakukan sekelompok orang
berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan
mendayagunakan sumberdaya-sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efesien dan
efektif.
4. Ruang
lingkup Administrasi Sekolah
Dalam memahami ruanglingkup administrasi sekolah yang
menjadi tanggung jawab institusi suatu jenjang pendidikan khususnya satuan
pendidikan Sekolah Dasar dan
Taman Kanak-kanak, adalah suatu tugas yang diamanatkan dan untuk
dipertanggungjawabkan secara administrasi oleh lembaga pendidikan semisal UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan sebagai atasan langsung, maka hal yang sangat
penting diperhatikan adalah penyelesaian administrasi berupa data dan laporan,
baik secara teknis dan dilaporkan secara berkala.
a.
Laporan Bulanan.
Bentuk data dan laporan diberikan kepada UPTD pendidikan
Kecamatan akan diolah dan disusun untuk menjadi laporan secara umum jenjang
pendidikan Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak
ke pihak Dinas Pendidikan Kabupaten secara teknis dan laporan kepegawaian
kepada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten secara berkala (Pedoman
Administrasi Umum Sekolah Dasar , Keputusan bersama Dirjen Dikdasmen dan Dirjen
Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah No.15a/C/Kep/TU/97 dan No. 422-208 tanggal
3 Maret 1997). Bentuk-bentuk administrasi yang dimaksud
antara lain :
1) Administrasi program pembelajaran; hal ini dimaksud
adalah adanya 17 format administrasi mulai jadwal pelajaran sampai format
daftar penyerahan Rapor siswa, diramu sedemikian rupa dan dijadikan sebuah data
kedalam satu format, sebagai laporan ke UPTD pendidikan kecamatan secara
berkala.
2) Administrasi Kesiswaan: dimaksudkan adalah laporan
keadaan siswa awal tahun pelajaran, selama tahun pelajaran dan akhir tahun
pelajaran, juga diramu kedalam satu format dan dilaorkan setiap bulan ke pihak
UPTD Pendidikan Kecamatan sebagai laporan.
3) Administrasi kepegawain: sebagai kelengkapan
tatalaksana kepegawaian disediakan format untuk menata pelaksanaan kegiatan tertentu
sesuai dengan prinsip tatalaksana kepegawaian sekolah dasar secara menyeluruh,
untuk itu telah diusahakan data dalam bentuk pelayanan hak-hak pegawai/guru
yang bertugas di sekolah tertentu, pindah tempat, sampai yang bersangkutan
berhenti menjadi pegawai/guru (pensiun). Hal inilah yang dilaporkan secara
berkala kepihak UPTD Pendidikan Kecamatan dan diolah dan ditata untuk menjadi
bahan laporan kepihak Dinas Pendidikan Kabupaten dan Badan Kepegawai Diklat Daerah.
4). Administrasi Keuangan; hal ini dimaksudkan bahwa segala bentuk
penerimaan keuangan baik langsung maupun tidak langsung dengan penggunaan dan
penerimaan diolah dan digunakan serta dipertanggungjawabkan ke pihak pemberi
dana dan dilaporkan secara berkala kepihak UPTD Pendidikan Kecamatan dan diolah
data tersebut kedalam suatu format untuk direkap menjadi laporan kepihak Dinas
Pendidikan Kabupaten.
5). Administrasi Perlengkapan/Barang; hal ini dimaksudkan
bahwa segala bentuk barang baik yang berbentuk inventaris dari beberapa sumber
yang menjadi kekayaan sekolah data dan diolah serta dilaporkan secara berkala kepihak UPTD Pendidikan Kecamatan
untuk diinventaris serta dijadikan
laporan dalam rangka perbaikan dan pengadaan perlengkapan sekolah kepihak Dinas
Pendidikan Kabupaten.
b. Laporan Dana Bos dan Dana Bantuan Lainnya
Bentuk data dan laporan diberikan kepada UPTD Pendidikan Kecamatan
akan diolah dan disusun untuk menjadi laporan secara umum jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar ke pihak Dinas Pendidikan Kabupaten secara teknis terkait dengan Dana
Bos dan dana lainyan yang sumbernya dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
akan di laporkan pada Tim Manajer pengelola Bos Kabupaten dan Dana lainnya pada
bagian yang menangani sesuai dengan peruntukan bidannya secara berkala (Permen
Diknas No.51 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis BOS).
Bentuk-bentuk administrasi yang dimaksud antara lain :
1) Profil Sekolah, Dalam profil ini yang sering disebut
dengan formulir sekolah yang dilaporakan untuk diolah adalah; (a)
Identitas sekolah, (b) Ruangan belajar, (c) Robongan belajar, (d) Sarana dan
prasarana, (e) Bantuan / blocgrand subsidi dan beasiswa, kesemuanya ini dilaporkan secara
berkala ke UPT Dinas Pendidikan Kecamatan untuk diolah kedalam satu format dan
di verifikasi secara vaktual untuk diteruskan pelaporannya pada Tim manajer Bos
Kabupaten.
2) Profil Tenaga Pendidik, Dalam profil ini yang sering
disebut dengan formulir tenaga pendidik (F-PTK) yang dilaporakan untuk diolah
adalah; (a) Identitas sekolah, (b) identitas pendidik dan tenaga kependidikan,
(c) Mengajar disekolah ini, (d) Riwayat pendidikan formal, (e) Riwayat
pendidikan non formal, (f) Riwayat pekerjaan (non guru), (g) Keluarga, (h) Karya tulis, (i) Pengembangan profesi, (j)
Penghargaan, (k) Kesejahteraan
dan perlindungan, (l) Beasiswa, (m) Penulisan buku, (n) Whorshop/seminar/lokakarya,
(o) Studi banding, (p) Diklat, (q) Tes bahasa/uji sertifikasi keahlian, (r)
Informasi tunjangan, (s) Catatan lainnya. Kesemuanya
ini dilaporkan secara berkala ke UPT Dinas Pendidikan Kecamatan untuk diolah
kedalam satu format dan di verifikasi secara vaktual untuk diteruskan
pelaporannya pada Tim manajer Bos Kabupaten.
3) Format K.1 dan K.2, merupakan suatu bentuk
administrasi yang ditetapkan oleh sekolah dengan menetapkan Rencana Anggaran
Belanja Satuan Pendidikan (RAPBS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dibuat dan disusun berdasarkan format
yang telah disediakan, untuk dilaporkan dan diolah serta diverifikasi oleh
pihat UPT Pendidikan Kecamatan serta dilaporkan ke Tim Manajer Bos Kabupaten.
4) Format Format K.3 dan K.4, merupakan suatu bentuk
administrasi yang ditetapkan oleh sekolah dengan suatu bentuk administrasi
keuangan adalah Kas Umum dan Buku Kas Pembantu yang di dalamnya ada uraian
penerimaan dan pengeluaran dibuat dan
disusun berdasarkan format yang telah disediakan, untuk dilaporkan dan diolah
serta diverifikasi oleh pihat UPTD
Pendidikan Kecamatan serta dilaporkan ke Tim Manajer Bos Kabupaten.
5) Format Bos K.5 dan K.6, merupakan suatu bentuk
administrasi yang ditetapkan oleh sekolah dengan suatu bentuk administrasi
keuangan adalah Buku pembantu Bank dan Buku pembantu pajak yang di dalamnya ada
uraian penerimaan dan pengeluaran serta
pengenaan pajak PPh dan PPn, dibuat dan disusun berdasarkan format yang telah
disediakan, untuk dilaporkan dan diolah serta diverifikasi oleh pihat UPTD Pendidikan Kecamatan serta dilaporkan ke Tim
Manajer Bos Kabupaten.
6) Format Bos K.7,
merupakan suatu bentuk administrasi yang ditetapkan oleh sekolah dengan suatu
bentuk administrasi realisasi penggunaan keuangan dan pernyataan tanggung jawab
oleh kepala sekolah yang di dalamnya ada uraian penerimaan dan
pengeluaran/penggunaan anggaran pada satu triwulan serta pernyataan tanggung
jawab yang disertai dengan penerimaan
dan pengeluaran pada triwulan I s.d IV, dibuat dan disusun berdasarkan format
yang telah disediakan, untuk dilaporkan dan diolah serta diverifikasi oleh
pihat UPT Pendidikan Kecamatan serta dilaporkan ke Tim Manajer Bos Kabupaten
secara berkala.
B. Kerangka Pikir.
Penelitian dalam kegiatan operasional berdasarkan asumsi
penelitian pada beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo dalam menjalankan aktivitasnya, mengacu pada Renstra
Tahun 2009 – 2014 berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Wajo, sebagaimana
yang diamanatkan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2005.
2. Sebagaiman tugas pokok yang diemban oleh pihak UPTD
Pendidikan Kecamatan Tempe terkait dengan pengelolaan administrasi suatu
jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak, dibutuhkan penyelesaian
sesuai dengan aturan yang berlaku sebagai wujud tanggungjawab dalam hal
pengelolaan data dan pelaporan, ini dibuat sistem tata kelola yang baik oleh
petugas administrasi.
3. Penyelesaian sistem administrasi sekolah ini dapat
dikatakan efektif dan efesien manakala data dan laporan pihas sekolah telah
dilaporkan dalam bentuk; Laporan bulanan
yang berisi laporan
administrasi pembelajaran, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana sekolah petunjuk teknis administrasi sekolah
2010, serta laporan Dana Bos yang memuat beberapa format sesuai dengan Permen
Diknas N0.51 Tahun 2011.
4. Wujud kualitas
pelaksanaan sistem pengelolaan data dan pelaporan administrasi Sekolah dapat dilihat
bila pegawai yang bersangkutan telah memiliki pengetahuan tentang pekerjaan
yang terkait dengan tugas pokok dan fungsinya, kemampuan membuat perencanaan
dan jadwal pekerjaannya, pengetahuan tentang standar mutu pekerjaan yang
disyaratkan, produktivitas pegawai yang berkaitan dengan hasil pekerjaannya
yang dapat diselesaikan dan kemampuan berafiliasi dengan baik dengan sesama pegawai
maupun dengan atasan, sehingga menghasilkan mutu pekerjaan dengan baik.
Dari kerangka pikir diatas, maka dapatlah
digambarkan dalam bentuk bagan untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian dan
pembahasan sebagai berikut :
|
Gambar 1. Alur Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan
Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendidikan Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo, dengan penelitian lapangan yakni
dengan melakukan pengumpulan data penelitian secara langsung pada obyek dengan
maksud diperoleh data lapangan yang dijamin kebenaran dan kesahihannya.
2. Waktu Penelitian
Penggunaan waktu yang direncanakan penulis selam 90 hari
(3 Bulan) dari Bulan Januari s.d Maret
2012
B. Jenis
Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian Kualitatif dengan
jenis penelitian Deskriptif yang akan memberikan gambaran mengenai objek yang
diamati atau fokus penelitian.
C. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis
memfokuskan pada konteks Pelaksanaan Sistem pengelolaan data dan pelaporan Administrasi
Sekolah dengan sub fokus :
1.
Laporan Bulanan, terdiri dari :
a.
Administrasi Program Pembelajaran
b.
Administrasi Kesiswaan
c.
Administrasi Kepegawaian
d.
Administrasi Perlengkapan / Barang
2.
Laporan Pertanggungjawaban Dana BOS, terdiri dari :
a.
Penerimaan Format K.1.2
b.
Penerimaan Format K.3.4
c.
Penerimaan Format K.5.6
d.
Penerimaan Format K.7
D. Sumber Data
Sumber data penulis adalah pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Tempe yang berjumlah 10
Orang yakni; 1 orang Kepala UPTD, 1 Orang Kepala Tata Usaha, Staf 8 orang, namun hanya 3 orang yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, tidak banyak dan serta dapat dijangkau, dan memungkinkan peneliti dapat menjalankan
penelitiannya dengan sangat mudah.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah
peneliti sendiri dan adapun instrumen pendukung seperti skedul wawancara dan
pihak-pihak yang membantu dalam proses penelitian.
F.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dan informasi
dilapangan ditempuh beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung di
lapangan terutama berkaitan dengan data penelitian yang diperlukan. Yang
diobservasi dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pengelolaan data dan
pelaporan administrasi sekolah pada UPTD Pendidikan dalam pelaksanaan sistem
Administrasi sekolah dalam memberikan pelayanan administrasi sekolah terkait data
dan Laporan Pertanggungjawaban secara administratif
2.
Wawancara
Kegiatan wawancara terhadap informasi,
peneliti menggunakan pedoman wawancara dan program observasi. Pedoman wawancara
menjadi pemandu dalam perolehan data. Namun wawancara tidaklah terfokus pada
pedoman tersebut, tetapi akan dikembangkan sesuai kondisi lapangan pada saat
wawancara berlangsung.
Bentuk wawancara yang dilakukan adalah
wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur, wawancara berstruktur dilakukan
untuk memperoleh data pokok tentang pelaksanaan sistem pengelolaan data dan
pelaporan administrasi Sekolah dan
wawancara tak berstruktur dilakukan secara bebas untuk melengkapi data yang
diperoleh dari wawancara berstruktur.
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, diolah dan menggunakan
penelitian kualitatif serta analisis domain untuk memperoleh gambaran umum dan
menyeluruh pada objek dengan menerangkan teknik analisis selama dilapangan, dan
dilakukan secara interaktif melalui proses data reduksi, data display dan
verification ( Miles and Huberman 1984) dikutif Sugiyono 2010 : 294)
1. Reduksi data, Data yang didapat di lapangan
langsung diketik atau ditulis dengan rapi, terinci serta sistematis setiap
selesai mengumpulkan data. Data-data yang terkumpul semakin bertambah biasanya
mencapai ratusan bahkan ribuan lembar. Oleh sebab itu laporan itu harus
dianalisis sejak dimulainya penelitian. Laporan-laporan itu perlu direduksi,
yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian kita.
Kemudian dicari temanya. Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran
yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk
mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan. Reduksi dapat pula membantu dalam
memberikan kode-kode pada aspek tertentu.
2. Display data, data yang semakin
bertumpuk-tumpuk itu kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh. Oleh
sebab itu diperlukan display data. Display data ialah menyajikan data dalam
bentuk matrik, network, chart, atau grafik, dan sebagainya. Dengan demikian,
peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.
3. Penarikan
kesimpulan dan verifikasi, sejak semula peneliti berusaha mencari makna dari
data yang diperolehnya. Untuk maksud itu, ia berusaha mencari pola, model,
tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis, dan
sebagainya. Jadi dari data yang didapatnya itu ia mencoba mengambil kesimpulan.
Mula-mula kesimpulan itu kabur, tetapi lama-kelamaan semakin jelas karena data
yang diperoleh semakin banyak dan mendukung. Verifikasi dapat dilakukan dengan
singkat yaitu dengan cara mengumpulkan data baru. Laporan penelitian kualitatif
dikatakan ilmiah jika persyaratan validitas, rehabilitas, reliabilitas, dan
objektivitasnya sudah terpenuhi. Oleh sebab itu, selama proses analisis hal-hal
tersebut selalu mendapat perhatian.
H. Pengujian Keabsahan Data
Dalam rencana pengujian keabsahan data
penulis menggunakan uji kredibilitas data dengan perpanjangan pengamatan
keikutsertaan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat. Pengujian
Transferability, Dependability dan pengujian konfirmability. (sugiyono 2010 :
368-377)
Untuk dapat memberikan tingkat keyakinan yang kuat
terhadap hasil penelitian ini dalam menjawab rumusan masalah, maka peneliti
menggunakan pengujian keabsahan data sebagai berikut:
a. Uji Kridibiltas
1). Perpanjangan pengamatan, adalah penulis pada saat
belum mendapatkan data yang jenuh, maka penulis menambah waktu pengamatan
dengan kembali turun ke lapangan untuk mendapatkan kembali data yang baru
hingga rumusan masalah penelitian benar-benar bisa terjawab.
2). Trianggulasi data dengan menggunakan tiga macam cara
yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, triangulasi waktu.
a. Triangulasi sumber adalah dengan cara
mengecek data melalui beberapa sumber
b. Triangulasi Teknik adalah di;akukan dengan
cara mengecek data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
c. Triangulasi waktu adalah data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dengan pertimbangan waktu yang dianggap
menguntungkan yang diwawancara.
3). Diskusi teman sejawat, untuk lebih memberikan
kepercayaan terhadap hasil penelitian terutama tingkat kesahihan data, maka
peneliti kembali melakukan diskusi dengan teman sejawat yang sekiranya mengerti
tentang fokus penelitian. (Siugiyono : 368-377)
b. Pengujian Transferability.
Dalam pengujian transferability bila digunakan dalam
konteks dan situasi sosial internal, sehingga dimungkinkan dalam penelitian
kualitatif maka penelili dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas
dan sistematis dan dapat dipercaya. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh
gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat
diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar
transferabilitas (sanafiah
faisal,1990 dalam buku Soegiyono : 376)
c. Pengujian Dependability
Dalam pengujian dependability penelitian kualitatif
dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya
dilakukan auditor yang independeng atau pembimbing untuk bagaimana peneliti
mulai menentukan masalah / fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data,
analisis data, melakukan uji keabsahan data sampai membuat kesimpulan harus
dapat ditunjukkan oleh penelti.
d. Pengujian Konfirmability
Dalam
penelitian kualitatif, Pengujian ini mirip
dengan
uji dependability, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan, menguji konfirmability berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari prosese penelitian yang dilakukan, maka penelitian
tersebut telah memenuhi standar
konfirmability
BAB
IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan
pada bab-bab terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan sistem
pengelolaan data dan laporan administrasi sekolah pada Kantor Unit Pelaksnana Teknis Dinas
Pendidikan Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.
a.
Dalam Pelaksanaan sistem pengelolaan data dan pelaporan pada Kantor Unit
Pelaksana Teknis Dinas
Pendidikan Kecamatan
Tempe Kabupaten Wajo, sebagai upaya penyelesaian dengan menggunakan sistem atau
pola pengaturan dan penyusunan data dan pelaporan telah dilaksanakan dengan memberian
pelayanan, eksistensi seorang pimpinan dalam pengelolaan penataan kerja pegawai
pada suatu institusi atau lembaga pemerintahan adalah dibutuhkannya tindakan
mempengaruhi dan meyakinkan orang-orang yang berusaha bersama dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dimaksudkan dari sisi sistem sebagai
suatu metoda dan sebagai suatu kesatuan, dapat dinyatakan bahwa telah
diselenggarakan dengan dilaksanakan dengan baik, dan ditunjang oleh adanya
kemauan dan keasadaran pegawai untuk membangun suatu metoda pengelolaan data
dan pelaporan ini dengan membentuk suatu kesatuan yang utuh, sehingga menunjukkan suatu kualitas kerja yang maksimal. Hal
ini menunjukkan bahwa pihak UPTD Pendidikan Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
sudah menerapkan sistem sebagai suatu metoda dan sebagai suatu kesatuan.
b.
Dalam sistem pengelolaan data dan pelaporan dari sisi Laporan Bulanan dimana
ditandai dengan administrasi program pembelajaran, administrasi kesiswaan,
administrasi kepegawaian dan administrasi perlengkapan/barang sarana dan
prasarana kantor dan sekolah, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan pegawai telah
menerima dan mencatat dan mengelolah secara administrasi dengan sistem
verifikasi dan rekapitulasi untuk ditindak lanjuti ke pihak Dinas Pendidikan
Kabupaten. Hal dapat dinyatakan telah
terkelolah dengan baik dan dapat pula dinyatakan berjalan dengan baik dan
maksimal.
c.
Dalam konteks
laporan pertanggungjawaban Dana Bos, dimana sistem pengiriman laporan dari
sekolah yang telah diterima oleh pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan terkait
dengan Format K.1 sampai dengan Format K.7, dapat dinyatakan diterima dan
dikelola data dan pelaporannya. Keseleruhan pegawai telah berpendapat bahwa
pengiriman itu telah berjalan dengan baik, dan kesulitan yang dialami oleh
pihak pegawai adalah adanya data yang tidak akurat atau tidak sesuai dengan
petunjuk, telah dikembalikkan untuk diperbaiki sehingga pihak UPTD mengalami
kesulitan dan keterlambatan untuk memasukkan data dan pelaporan ke pihak Dinas
Pendidikan Kabupaten, dalam hal ini pada Tim Manajer Bos kabupaten.
2. Hambatan dan upaya
pemecahannya.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti
diperoleh beberapa hambatan yang oleh pegawai terkait dengan pengelolaan data
dan pelaporan adminsitrasi dilapangan, yang dipandang perlu mendapatkan
perhatian dari segenap pimpinan dan pegawai antara lain:
a. Pemahaman dan Pengetahuan pegawai dalam pengelolaan
data dan pelaporan administrasi sekolah.
Lemahnya
pengetahuan dan pemahaman sebahagian pegawai yang menyangkut sistem manajemen
kerja dalam penyelesaian pekerjaan secara administrasi yang cepat terkait dengan teknis yuridis
formal dan operasional materi pekerjaan, juga mengenai keterampilan menyusun
pola kerja yang memungkinkan efesien dan efektif, sehingga banyak diantara pegawai
kurang memiliki kompetensi dan perhatian, persiapan atau program kerja, kesiapan
dan kelengkapan perangkat administrasi.
b. Pelaksanaan sistem pengelolaan data dan pelaporan
kurang seiring dengan kualitas kerja pegawai
masih lemah
Dalam rangka pelaksanaan sistem pengelolaan data dan
pelaporan dan penataan kerja dalam organisasi diharapkan memberikan dukungan
dalam meningkatkan kualitas kerja pegawai, hal ini ditemukan karena kurangnya
semangat kerja pegawai yang merupakan suatu alat motivasi yang dapat merangsang
dedikasi kerja seorang pegawai. Oleh sebab itu dari berbagai upaya yang
dilakukan dalam rangka memenuhi hal tersebut, masih ditemukan
kelemahan-kelemahan dalam pemberian motivasi dan dukungan sarana pengelolan
data dan pelaporan administrasi seperti halnya dalam pemberian hak-hak pegawai
secara keseluruhan baik yang bekerja pada bidang operasional dilapangan, maupun
pemberian hak itu dengan tenaga administratif. Hal ini sangat dirasakan dan
dikeluhkan keseluruhan pegawai setelah penulis melakukan wawancara terhadap pegawai.
Untuk mengatasi hambatan
tersebut, berbagai upaya yang telah dilakukan yaitu:
a. Pengembangan pegawai.
Untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman seorang pegawai dalam rangka pelaksanaan
sistem pengelolaan data dan pelaporan serta penataan kerja pegawai, diperlukan
suatu langkah yang amat penting dan suatu pemberian bimbingan dan arahan yang
dapat berdampak pada organisasi adalah diberikannya kesempatan pegawai untuk
mengembangkan diri lewat pendidikan formal atau pemberian bimbingan teknik
operasional sesuai dengan bidang kegiatan yang bersangkutan.
b. Pengelolaan data dan pelaporan dalam meningkatkan
kualitas kerja pegawai.
Untuk memenuhi
harapan pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo, terkait dengan
beban kerja yang begitu rumit, dimana penyelesaian administrasi bebannya terus
bertambah dan sering berubah khususnya secara teknis, dimana pekerjaan
administrasi dilakukan didasarkan atas tupoksi, telah memberikan suatu dampak
kerja yang membutuhkan prosedur dan sistem kerja yang berat dirasakan oleh
pegawai, mengenai pemenuhan hak dan kewajiban pegawai tentunya pihak UPTD
Pendidikan Kecamatan Tempe, intens dan secara berkesinambungan telah memberikan
yang menjadi haknya, seperti pemberian cuti, insentif, honor, pengadaan
komputer dan kelengkapan administrasi
dan lainnya, tentunya yang dikeluhkan pihak pegawai telah terus
diantisipasi dan menyesuaikan dengan kemampuan organisasi untuk memenuhi yang
dimaksud. Dalam usaha memenuhi secara keseluruhan hak tersebut tentunya di
iringi dengan hasil kerja yang berkualitas.
B.Saran-saran
1. Pimpinan
dalam mewujudkan pelaksanaan sistem pengelolaan data dan pelaporan
administrasis sekolah, kiranya mempertimbangkan kondisi lingkungan kerja, dan
karakteristik manusia yang menjadi pegawai. Olehnya itu penerapan sistem dan tata
kerja dimaksudkan disini adalah pola
kerja yang dapat membantu khirarki pekerjaan sehingga tidak tumpangtindih,
serta pegawai dapat memahami dengan jelas pekerjaannya yang akan diselesaikan
secara cepat dan tepat waktu.
2. Pegawai pada
suatu lembaga pemerintahan diharapkan bekerja didasarkan atas pendelegasian
kewenagan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, dengan mengedepankan kualitas
pekerjaan, tanpa meninggalkan etika organisasi dan nilai-nilai kearifan lokal.
3. Unsur Pimpinan hendaknya
dapat melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap penyelenggaraan pekerjaan
baik secara administrasi maupun operasional dilapangan dan kebutuhan-kebutuhan
pegawai yang diperlukan terkait dengan beban pekerjaan dan pengurusan
administrasinya
4. Pimpinan dalam hal ini Kepala Unit Pelaksana Teknik Dinas Pendidikan Kecamatan tempe Kabupaten Wajo,
hendaknya memperhatikan kesejahteraan, kepastian karir pegawai sebagai motivasi akan pelaksanaan
pekerjaannya berupa pemberian promosi, insentif atau bonus yang layak
berdasarkan ketentuan dan kemampuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Burahan
Bungin, “ Penelitian Kualitatif ”(komunikasi,ekonomi,kebijakan publik dan ilmu
sosial lainnya) 2010 edisi IV.kencana Jakarta
Darwin,
Muhadjir, Analisa kebijakan public.1995
Yogyakarta : Hanindita Graha Widya.
Farid
Ali, “Teori dan Konsep Administrasi”
2011,PT.RajaGrafindi persada .Jakarta
Harbani
Pasolong “Teori Administrasi Publik
“2007.Alfabeta. Bandung
Handoko
T.Hani. Manajemen (Edisi 2).2001.Yogyakarta
: BPFE-Yogyakarta.
Lijian
Poltak Sinambella dkk.2006 “Reformasi
pelayanan Publik” teori kebijakan dan
implmentasi, Bumi aksara.Jakarta
Meonir,
A.S. Pendekatan Manusia dan Organisasi
Terhadap Pembinaan Kepegawaian.1983.
Jakarta :
Gunung Agung.
Sardiman
A.M, “Interaksi dan Motivasi belajar mengajar” 1987.Rajawali Pers.Jakarta
Sedarmayanti,
“Tata Kerja dan Produktivitas Kerja:,2009.Mandar
Maju Bandung
Sampara
Lukman. “Manajemen Kualitas Pelayanan”.
2004.edisi IV Jakarta STIA LAN Republik Indonesia.
Sondang
P.Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya.
1989 Jakarta :
Bina Aksara
Sugiono, Metode
Penelitian Administrasi. 1997. Bandung
: Alfa Beta
Terry
G.R dan Rue,L.W. Dasar-dasar Manajemen.
Terjemahan oleh Ticoalu G.A. 2003a.Jakarta : Bumi Aksara
Thoha,
Mifta.Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi
Negara. (cetakan kedelapan ).2003a Jakarta
: Raja Grafindo Persada
Thoha,
Mifta. Prilaku organisasi, Konsep Dasar
dan Aplikasinya.2003b. Jakarta
: Raja Grafindo Persada
The
Liang Gie. 1992 “ Administrasi Perkantoran
Moderen” Yogyakarta, Libreti
Ulbert
silalai,2009. Studi tentang ilmu
administrasi,Konsep teori dan Dimensi Sinar baru Algensindo Bandung
……………….
Pedoman Administrasi Umum Sekolah Dasar,
Keputusan bersama Dirjen Dikdasmen dan Dirjen pemerintahan Umum dan otonomi
Daerah nomor:15a/C/Kep/TU/97 dan Nomor:422-208 tanggal 3 Maret 1997
………………..Permen
Diknas N0. 51 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis BOS ( Biaya Operasional Sekolah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar